Senin, 07 November 2011

Cara Berzikirnya Orang yang Berakal

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS Ali Imran: 190-191)

Dalam ayat itu ada kata وَيَتَفَكَّرُونَ  yang diartikan dan mereka memikirkan atau merenungkan sesuatu. Jadi, mikir, atau memikirkan fenomena alam itu bagian dari dzikir, dzikirnya ulul albaab (orang yang berakal). Merenung mikir fenomena alam sambil mengkomunikasikannya dengan Allah (berdialog dengan Allah, berdoa) baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Itulah cara berdzikir.

Tidak ada komentar: