Jumat, 24 Februari 2012

Menggapai Pencerahan

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُون
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku (Allah), maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah DEKAT. Aku merespon seruan orang yang berdoa apabila ia menyeru kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu berharap respon kepada-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka mendapatkan pencerahan. (QS Al-Baqarah: 186)

Terjemahan Depag:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Terjemahan Quraish Shihab:
Kami benar-benar mengamati segala yang dilakukan dan ditinggalkan manusia. Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu, Muhammad, "Apakah Allah itu dekat dengan kami, dan tahu apa yang kami rahasiakan, kami tampakkan dan yang kami tinggalkan?" jawablah, "Sesungguhnya Kami dekat dengan hamba-hamba Kami, lebih dekat dari yang mereka sangka." Buktinya bahwa doa seseorang akan sampai pada Allah dan dikabulkan pada saat ia berdoa. Maka jika Allah telah memperkenankan dan mengabulkan doa mereka, hendaknya mereka itu membalasnya dengan iman dan ketaatan karena hal itu akan menjadi jalan kebenaran dan kebaikan mereka.

Ayat ini sangat menarik, di sana ada kata فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي dan kata يَرْشُدُونَ . Saya pernah mendiskusikannya dengan beberapa orang yang berbeda dan ternyata mendapatkan kesimpulan yang berbeda tentang arti ayat tersebut, terutama pada dua kata ini. Kami berdiskusi dengan mengartikan ayat tersebut ke bahasa Jawa (bahasa pesantren klasik), sebagian mengartikan  kata فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي  itu dengan 'mongko becik podho nuhoni maring Ingsun' yang bahasa Indonesianya 'maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku' sedang sebagian yang lain mengartikannya 'mongko becik podho ngenti-enti jawaban maring Ingsun' yang bahasa Indonesianya 'maka hendaklah mereka berharap jawaban kepada-Ku. Sedangkan arti kata يَرْشُدُونَ diartikan 'podho oleh pituduh' jika diindonesiakan menjadi 'mereka mendapat petunjuk' atau tercerahkan.
Saya sendiri lebih menyukai arti 'maka hendaklah mereka itu berharap respon kepada-Ku' untuk kata فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي dan 'mereka mendapatkan pencerahan' untuk kata يَرْشُدُونَ.

Mengenal Allah adalah hal yang sangat mendasar bagi manusia, saat ingin tahu siapa Tuhan itu maka jawabannya adalah Allah itu DEKAT.
Terus mau apa kalau DEKAT? أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ Jadilah pendoa. Panggillah, serulah, berdoalah, Dia akan menjawab, merespon. Saya lebih menyukai arti DOA dengan kata 'matur' (bhs Jawa). Jadilah pendoa berarti jadilah orang yang suka matur, artinya mengajak-NYA berbicara/berkomunikasi. Orang matur tentu harus bersabar menunggu direspon.

Pada terjemahan Depag kata أُجِيبُ diartikan 'Aku mengabulkan', tapi pernahkah kita mengalami doa yang tak terkabul? atau lebih tepatnya belum terkabul keinginannya? Kalau saya merasa pernah, bahkan sering, dan juga sering mendengar keluhan yang sama dari orang lain. Jadi kesimpulan saya: tak setiap doa itu dikabulkan sesuai dengan keinginan. Apakah ayatnya salah? Pasti tidak salah. Tapi kalau itu benar kenyataannya mana??? Belum dikabulkan sekarang? besuk saja di akhirat? atau dikabulkan dalam hal lain? atau cara berdoanya yang salah? atau karena sikap kita yang salah? atau sebenarnya yang terjadi kita matur tapi tak mau menunggu jawabannya? Atau mungkin saja arti maksud ayatnya tidak begitu?

Lebih tepatnya arti kata أُجِيبُ adalah 'Aku menjawab'  atau 'Aku merespon', atau 'Aku menanggapi', atau 'Aku menyambut'. 

Pernahkah doa kita direspon Allah? Kalau belum pernah, silakan coba sendiri dan rasakan pengalaman (experience)nya.
Pertama fokuskan perhatian pada Sang Maha DEKAT itu, lalu panggil-panggillah, misalnya dengan kata "Yaaa Allah... Yaa Allaah..." atau "Ya Tuhan, Yaa Tuhan...." atau "Oh, my God..." atau "Duh Gusti...", atau pakai nama-namaNya dalam asma-ul-husna (karena memang Al-Qur'an mengajarkan begitu). Memanggil-manggillah dengan teguh, sungguh-sungguh berharap respon (فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي) dan percaya (وَلْيُؤْمِنُوا بِي) . Selanjutnya ikuti saja apa yang terjadi.

Apakah yang terjadi jika kita melakukannya? dadanya berguncang-guncang, bergetar? merinding? kulit gemetar? histeris? menangis? berurai air mata? terharu? jatuh tersungkur? tenang bahagia? menjadi mendadak paham persoalan hidup yang dihadapi? menjadi mendadak lapang dada rela menerima keadaan? Jika ya, bukankah itu yang namanya pencerahan?

Jika kita amati perbedaan penafsiran ayat ini menghasilkan sesuatu yang sangat berbeda. Terjemahan 'maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku' akan menghasilkan Islam syari'at, artinya beragama dengan sibuk menjalankan syari'at, jadi dengan cara banyak memahami buku-buku dan kata-kata orang lain, karena perintah-perintah Allah itu memang banyak tertulis di buku-buku (kitab-kitab) dan diterangkan melalui pengajaran oleh orang lain (para ulama, ustadz, kyai, dsb).

Sedang terjemahan 'maka hendaklah mereka itu berharap respon kepada-Ku' akan menghasilkan Islam yang sederhana karena langsung mendapatkan pencerahan dariNya, langsung dibimbingNya, jadi gemar iqraa' membaca alam (ayat-ayat kauniyah) yang tergelar, rasa tahu (paham) muncul sendiri, bahkan dapat menyaksikan sendiri / mengalami sendiri (syahadah) tentang keberadaan dan peran Tuhan di dalam segala hal, dan tentang Al-Qur'an yang berada di dadanya sendiri sebagai ayat-ayat yang nyata. Contoh yang mudah adalah jika kita kemana-mana sambil sering-sering matur pada-NYA: "ya Allah, bimbinglah saya, ajari saya, tuntunlah saya...., saya mohon, ya Allah..." dan lihat apa yang terjadi...

Pada ayat tersebut juga ada kata لَعَلَّهُمْ yang diartikan agar mereka, atau mudah-mudahan mereka, kalau dalam bahasa Jawa biasa diartikan 'menowo-menowo' atau siapa tahu. Jadi لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ menunjukkan pengalaman mendapatkan pencerahan itu 'siapa tahu' yang berarti relatif, mungkin saja si A bisa mendapatkannya dengan mudah, sedang si B tidak berhasil, dan si C mendapatkannya tetapi lebih sulit prosesnya. Itu menunjukkan bahwa memang Allah menunjuki hambaNya itu sekehendakNya. Disamping itu kata الدَّاعِ jelas menunjukkan bahwa orang yang berdoa itu bukan asal orang, al ta'rif pada kata benda menunjukkan kekhususan benda itu, jadi mungkin saja talenta seseorang dapat saja berperan dalam proses dikabulkan tidaknya suatu doa (dijawab tidaknya doa), fakta di masyarakat menunjukkan adanya orang-orang yang berduyun-duyun mengunjungi paranormal dan kyai untuk minta tolong didoakan agar keinginannya terkabul.
wallahu-a'lam.

Senin, 20 Februari 2012

Allah berbuat sekehendakNya

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
(14:4) Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

 اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
(24:35) Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

لِّلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَن يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاءُ الذُّكُورَ
(42:49) Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki,

أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
(42:50) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
(3:129) Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلَا أَن مَّنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
(28:82) Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)".

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
(2:261) Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

وَكَذٰلِكَ أَنزَلْنَاهُ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَأَنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يُرِيدُ
(22:16) Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al Quran yang merupakan ayat-ayat yang nyata, dan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ
(16:2)Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku".

وَكَذٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
(42:52) Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab itu, dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

وَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَن نَّشَاءُ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
(12:56) Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَن يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
(13:13) Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
(13:26) Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِّن رَّبِّهِ قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ
(13:27) Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya",

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
(17:30) Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِن نَّحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَمَا كَانَ لَنَا أَن نَّأْتِيَكُم بِسُلْطَانٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
(14:11) Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.

catatan: * sekehendaknya = semaunya, semaunya sendiri

Senin, 07 November 2011

Cara Berzikirnya Orang yang Berakal

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS Ali Imran: 190-191)

Dalam ayat itu ada kata وَيَتَفَكَّرُونَ  yang diartikan dan mereka memikirkan atau merenungkan sesuatu. Jadi, mikir, atau memikirkan fenomena alam itu bagian dari dzikir, dzikirnya ulul albaab (orang yang berakal). Merenung mikir fenomena alam sambil mengkomunikasikannya dengan Allah (berdialog dengan Allah, berdoa) baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Itulah cara berdzikir.

Efek Petunjuk Allah


اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ذٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَاد

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (QS AzZumar: 23)

Al Qur'an adalah petunjuk Allah, jika petunjuk itu datang akan dapat berefek kulit gemetar yang berlanjut kepada suasana hati yang tenang.

Efek Takwa

Kenapa ya kita mesti bertakwa segala? Al Qur'an menyebutkan:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
(QS At Thalaaq 2-3)

Ada 2 hal yang dijanjikan otomatis akan didapat oleh orang yang bertakwa, yaitu :
  1. Makhrajaa (=jalan keluar dari masalah =solusi)
  2. Rezeki yang tak disangka-sangka (=tak terduga, surprise)

Fungsi Al Qur'an

 هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS Ali Imran 138)

Fungsi Al Qur'an :
  • Bagi ummat manusia berfungsi sebagai bayaan (=informasi penerangan)
  • Bagi orang yang bertakwa berfungsi sebagai hudan (=petunjuk, bimbingan, manual-guide), dan sebagai mau'idzah (=pelajaran, nasehat, bhs Jawa: ular-ular/pitutur)